Relawan tanggap bencana gempa Bawean dibawa naungan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Bawean terus berupaya memberikan perhatian dan edukasi terhadap warga yang terdampak atas kejadian gempa satu Minggu lalu, khususnya warga yang ada di pengungsian.
Pulau Bawean dalam situasi yang belum pulih total ini, masih banyak masyarakat yang masih ada di pengungsian. Mirisnya, fasilitas yang digunakan oleh para pengungsi belum layak. Dan masih banyak kebutuhan pokok lainnya yang mesti dipenuhi.
“Kami turun ke lapangan, kali ini di Dusun Dedawang. Sementara, fokus kami kali ini untuk melihat kondisi kebutuhan masyarakat yang ada di pengungsian. Rata-rata saat ini yang dibutuhkan mereka adalah fasilitas camp atau shelter yang layak dan support logistik seperti sembako. Sementara itu yang paling mendasar”, kata Mince, tim relawan Karina Surabaya yang bergabung dengan relawan PCNU Bawean kepada wartawan, Sabtu (30/03/2024).
Ia menjelaskan, dari delapan titik di Bawean yang terdampak rata-rata masyarakat memakai tarepal dan alas seadanya. Kemudian, juga tidak ada dinding penghalang dan juga kasur.
“Jadi orang-orang rentan terserang penyakit. Dan memang sudah ada yang terserang flu, batuk dan juga ada yang pegal-pegal”, paparnya.
Kalau dari hasil kajian kemarin, lanjut Mince, aspek yang akan dikerjakan, fokusnya diantaranya: Shelter, House, Waste Management, Pendidikan dan Kesehatan. “Yaitu itu saat ini yang paling urgen adalah makanan pokok dan hunian atau shelter”, tegasnya.
Menurutnya, mungkin sebagian orang berfikir mereka yang ada di pengungsian sebagian masih memiliki rumah yang masih utuh. Tetapi pihaknya juga memperhatikan tentang sikologis mereka. Dan menurut Mince, mereka sampai saat ini masih ketakutan untuk kembali kerumahnya.
“Memang rumahnya tidak apa-apa, tetapi kita juga tidak bisa menyalahkan orang itu tidak berani kembali ke rumah. Mereka masih gemetar ketika masih ada koncangan susulan meski ringan, dan kita tidak bisa menyalahkan dengan kondisi seperti itu”, terangnya.
Sementara, Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Bawean, Kiai Muhammad Fauzi Ra’uf, mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang terlibat memberikan perhatian atas bencana gempa yang melanda Pulau Bawean.
“Saya atas nama PCNU dan masyarakat Bawean menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya atas perhatian seluruh pihak yang ikut membantu recovery masyarakat Bawean pasca gempa ini”, ucapnya.
Dirinya, mengatakan beragam instansi dan lembaga yang turun ke Bawean bahkan ada juga yang dari nasional dengan melalui beragam pintu. Meski demikian, tentunya semua itu melalui koordinasi pemerintah selaku pemegang kebijakan resmi.
Kemudian, ia juga menjelaskan terkait dengan bantuan yang dari non muslim menurutnya tidak apa-apa untuk diterima oleh masyarakat. Karena mereka membantu soal kemanusiaan.
“Saya kira bantuan dari non muslim itu tidak masalah, termasuk bantuan kali ini datang dari Buddhist Education Centre. Jadi, temen-temen penganut Budha juga ikut membantu kita. Dan bahkan relawan yang bersama kita ada juga yang non muslim. Yang penting saat dilapangan ketika penyaluran bantuan tidak menggunakan simbol-simbol agama non muslim yang mencolok karena di Bawean mayoritas muslim”, jelasnya.
Dan itu, lanjut Kiai Fauzi, supaya dijaga agar tidak menimbulkan kegaduhan dan fitnah ditengah masyarakat.
“Perlu dipahami, begitu juga ketika ada saudara kita yang non muslim kena musibah maka kita juga ikut membantu mereka. Karena ini sekedar membantu sesama manusia saja. Kalau di NU itu namanya Ukhuwah Insaniyah”, katanya.
Kiai Fauzi, berharap kepada para relawan khususnya yang ada di bawah naungan NU Bawean ini supaya penyaluran bantuan yang ada betul-betul tepat sasaran .
“Maka itu, ketika bantuan sampai pada kita langsung di peking dan langsung disalurkan tidak ditunda-tunda lagi”, tutupnya.
Komentar