Pemerintah Diminta Lebih Serius Tangani Kesehatan Pengungsi Gempa Bawean

Berita207 Dilihat

Sejumlah penyintas gempa Bawean yang masih berada di pengungsian telah terjangkit berbagai penyakit. Jenis penyakit yang dialami oleh pengungsi mulai dari sakit akibat terkena reruntuhan saat gempa, flu, diare, sakit kepala, gatal-gatal, hingga sakit yang umum dialami oleh orang tua dan mengalami penyakit bawaan.

Menurut Syarif Hidayatullah, koordinator kesehatan relawan gabungan NU Bawean, penyakit ini diderita karena para pengungsi masih hidup dalam kondisi yang tidak layak di pengungsian. Di tenda pengungsian, para penyintas tidak dapat beraktivitas, makan dan istirahat dengan layak. Belum lagi, udara dingin malam hari yang langsung dirasakan warga.

“Kondisi kehidupan yang kurang layak tersebut menyebabkan warga cukup rentan terhadap penyakit,” ujar Syarif Hidayatullah dalam keterangannya di Bawean Kamis (4/3/2024).

Hal itu diperparah dengan tidak adanya fasilitas kesehatan seperti obat-obatan yang tersedia serta penanganan intensif yang diperlukan. Oleh karena itu ia meminta aparat terkait untuk lebih sering mengunjungi dan melakukan pemeriksaan kesehatan untuk warga Bawean yang berada di tenda pengungsian.

Sebelumnya, tim tenaga kesehatan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Bawean bersama relawan NU Peduli turun ke lapangan melakukan cek kesehatan kepada para penduduk yang ada di pengungsian.

Berdasarkan temuan di lapangan, pengungsi yang berusia uzur mengalami kondisi kesehatan yang lebih buruk. Beberapa pengungsi lansia memerlukan penanganan lebih khusus hingga dirujuk ke rumah sakit.

“Harus segera dirujuk ke rumah sakit terdekat agar mendapatkan perawatan yang layak”, kata dr Kamila, Tenaga Kesehatan Klinik Annahdliyah PCNU Bawean.

Ketua PCNU Bawean Fauzi Rauf meminta pemerintah baik pusat hingga kabupaten Gresik untuk memberikan perhatian pada masyarakat terdampak, terutama penyintas yang masih berada di pengungsian.

Ia mengatakan, walaupun NU Peduli telah melakukan advokasi kesehatan di titik terparah, namun kelompok relawan memiliki keterbatasan sumberdaya. Ia meminta agar pemerintah setiap hari melakukan pemantauan di desa terparah seperti Rabe Lebak, Parapat Tonggel Dekatagung, Dedawang Telukjati Dawang.

“Kami berharap pemerintah lebih sering keliling ke tenda-tenda pengungsian. Karena masih warga sudah mulai sakit dan butuh penanganan. Tugas pemerintah adalah memberikan perhatian secara lebih intensif. Terutama dalam kondisi bencana seperti saat ini,” ujarnya.

Sebelumnya, relawan NU telah memutuskan memfokuskan advokasi pada tiga titik terparah di tiga desa terdampak yakni dusun Dedawang desa Telukjati Dawang kecamatan Tambak, dusun Rabe desa Lebak serta dusun Parapat Tunggal desa Dekatagung kecamatan Sangkapura.

Relawan NU peduli Gempa Bawean sendiri terdiri dari sejumlah unsur di internal NU yang bekerja sama dengan lembaga lain yakni Gusdurian Peduli dan Karina Surabaya. Aktivitas relawan NU berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dasar warga terdampak yang utamanya masih berada di tenda pengungsian.

Komentar