Sri Sultan Hamengku Buwono 3 adalah Sultan ketiga dari Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Lahir pada tahun 1769 – 1814 M (45 tahun). Ia merupakan putra dari Hamengkubuwono ke-2 yang naik turun tahta sampai tiga kali. HB naik tahta 2 kali, yakni pada tahun 1810 – 1811 dan 1812 – 1814. Di tengah-tengah ada masa HB kedua. Dengan demikian Keraton Yogyakarta benar-benar dalam genggaman Belanda, disusul Inggris, sebentar kemudian Belanda lagi.
Hamengkubuwono ke-3 tunduk kepada Belanda. Ini yg membuat anggota keluarganya menjauh. Termasuk putranya yg bernama Pangeran Diponegoro. Yang angkat senjata melawan Belanda pada tahun 1825 – 1830 bersama para pangeran dan kyai.
Tidak ada catatan istimewa dalam pemerintahannya. Justru kerugian, yaitu Lepasnya daerah Pacitan, Blora, Grobogan dan Kedu. Daerah-daerah tersebut dikuasai Inggris. Kemudian pasukan bersenjata keraton dibubarkan oleh Inggris. Tersisa pasukan keamanan dalam keraton. Kesultanan lumpuh. Angkatan perang dipegang Inggris.
Tanggal 3 November 1814 Sri Sultan Hamengku Buwono 3 wafat dengan meninggalkan 3 permaisuri dan 24 selir. Putra-putri berjumlah 14 orang. Kekuasaan digantikan oleh putranya yang ke-6 yakni Ibnu Jarot yang bergelar Sri Sultan Hamengku Buwono IV yang masih berusia 10 tahun. Didampingi seorang Wali Raja, yakni Paku Alam, atas perintah Raffles.
Komentar