Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Bawean menggelar Tabligh Akbar sebagai kegiatan puncak peringatan Hari Santri Nasional tahun 2023. Pengajian yang berlangsung di Alun-alun Kecamatan Sangkapura Bawean ini dihadiri Ketua Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU), KH Abdullah Syamsul Arifin, Kamis (26/10/2023) malam.
“Jangan pernah khawatir menjadi pengurus NU karena kita sedang menyandar terhadap ke kemuliaan nahdlatul ulama. Kenapa? Karena Jam’iyyah ini adalah Jam’iyyah mubarakah. Terbukti, jika ada kelompok dan golongan yang secara terang-terangan bersebrangan dengan NU, sejarah membuktikan mereka luluh lantak dengan sendirinya”, terang KH Abdullah Syamsul Arifin, saat berceramah.
Ia menegaskan bahwa NU memang tidak ada apa-apanya, tetapi jika pengurus tulus ikhlas dalam berkhidmat maka yang tidak ada apa-apa menjadi ada. Menurutnya, ini karena barokahnya NU.
“Makanya jangan pernah khawatir dalam berkhidmat di NU karena NU adalah organisasi yang barokah dan akan dipermudah urusannya oleh Allah SWT”, tegasnya.
Ia juga menjelaskan keterangan dari salah seorang mufassir dari Tunisia bahwa Al-Mawaddah itu adalah kekosongan hati dan kebersihan jiwa untuk tidak berbuat baik kepada yang dimawaddai. Menurutnya, jika di hati sudah ada mawaddah kepada orang lain, suci pikirannya bersih jiwanya dari berbuatan yang tidak baik kepada yang dimawaddai.
“Kalau itu diwujudkan maka akan melahirkan tiga sikap, yang pertama menghargai kelebihan kedua memaklumi kekurangan dan ketiga memaafkan kesalahan. Kalau ketiga sikap ini dipegang teguh dalam ber Jam’iyyah maka akan semakin kokoh dalam bangunan Jam’iyyah Nahdlatul Ulama”, jelas Gus Aab, panggilan akrabnya.
Menurut KH Muhet Muzadi, lanjut Gus Aab, jangan sok ingin membesarkan NU karena NU sebelumnya sudah besar.
“Jangan merasa bahwa kita yang ingin membesarkan NU, karena NU sebelumnya sudah besar sebelum kita masuk. Oleh karena itu, sebagaimana yang disampaikan oleh KH Muhammad Hasyim Asy’ari, mari tata niat kita dalam berkhidmat di NU khawatir kena kualat”, pungkasnya.
Komentar